Sabtu, 21 Mei 2011

Dakwah Terang Terangan

Dakwah Terang Terangan

A. Seruan Nabi Muhammad SAW.
            Kurang lebih tiga tahun lamanya seruan nabi Muhammad SAW. Dilakukan secara sembinyi-sembunyi dan seruannya itu hanya disampaikan kepada oorang yang diyakini akan menerima Islam. Selama ini pula beliau bersama sahabatnya melaksanakan shalat secara sembunyi-sembunyi agar tidak dipantau oleh orang Quraisy. Kemudian setiap kali kaum musrikin melihat kaum muslimin  mengerjakan shalat,mereka mengejaknya tata cara peribadatan tersebut pun ikut meremehkan nya pula. Sehingga pad awaktu jumlah orang-orang menerima Islam bertambah banyak dan orang-orang Quraisy pun mengkhawatirkan jumlah mereka terus bertambah,maka berbagai cara mereka menghambatnya. Mereka menjadi penghambat bagi orang-orang untuk menerima Islam yang disampaikan oleh RTasulullah SAW. Dan untuk itu mereka tidak segan-segan menghina keberadaan orang yang telah mesuk Islam. Akan teyapi Rasulullah s.a.w. Sudah tiga tahun hanya berdakwah secara sembunyi-sembunyi,kini beliau diperintahkan agar tidak mempedulikan sikap orang-orang yang menantang dan melecehkan Dakwah mulia ini.[1]
            Pada suatu hari beliau menerima wahyu Ilahi yang berbunyi


               “Maka sanpaikanlah olehmu secara terang tarangan segala apa-apa yang diperintahkan  (kepadamu) dan pergilah dari orang-orang musrik. Sesungguhnya kami memelihara kamu dari (kejahatan) orang yang memperolok-olokkan (kamu),” (al-Hijr:94-95).
               Kemudian diterima lagi wahyu yang berbunyi,



               “Dan brilah peringatan kepada kerabat kerabatmu yang dekat,dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikuti kamu,yaitu orang-orang yang beriman. Jika mereka memperhatikanmu maka katakanalah, sesungguhnya aku aku tidak bertanggungjawab terhadap apa yang kamu kerjakan.”(asy-syu’araa:214-216).
Setelah menerima ayat-ayat tersebut, Nabi SAW. Senantiasa tinggal dirumah satu bulan lamanya. Karena beliau berfikir agak panjang,merasa belum kuat atau sangat berat mengerjakan perintah-perintah itu. Sehingga beliau disangka sedang sakit oleh famili (sanak saudara,terutama paman beliau Abu thalib) Karena setiap hari selama satu bulan beliau tidak pernah tampak wajahnya,dan tidak pernah keluar dari rumahnya. Oleh sebab itu, suatu hari beliau didatangi oleh pamannya yag tercinta, Abu thalib dan Istrinya dengan saudara-saudara dekatnya. Oleh pamannya, belieu ditanyai tantang sakitnya. Beliau terperanjat mendangar pertanyaan itu. Beliau lalu menerangkan apa yang sedang dihadapinya sebagai jawaban atas pamannyai itu,yaitu bahwa dirinya tidak sakit. Penyebab kenapa bekliau tidak pernah keluar dari rumah sampai satu bulan lamanya itu karena beliau baru menerima wehyu dar Allah yang berisi perintah agar beliau menyeru famili (sanak saudara yang dekat) supaya beriman kepada Allah yang maha esa dan mempercayai seruan beliau. Oleh paman paman beliau, laki-laki dan perempuan beliau diizinkan dan diberi kesempatan untuk mengerjakan kewajiban itu dangan seluas-luasnya.[2]
Mula-mala Nabi SAW. Mengundang dan menyeru kerabat kerabat dari bani Abdul Muthalib. Nabi mengundang mereka dalam suatu jamuan makan. di dalam acara jamuan itu sekitar 40 orang bani Hasyim.Setelah para undangan menikmati hidangan,nabi Muhammad saw bersabda,
“Sesungguhnya orang-orang menjadi mata-mata muysuh sekalipun,tidak sampai hati berdusta kepada  kaum kerbatnya sendri, Demi Allah, Kalau saya berdusta kepada kaum kerabatku. Setelah cukup mendapat perhatian,ia melanjutkan, Demi Allah yang tidak ada tuhan selain Allah kepada kalian dan manusia pada umumnya.”
Ia menjelaskan bahwa setiap orang yang akan mati, seperti tidur,kemudian akan dibangkitkan kembali,seperti orang yang akan dibangunkan daritidurnya, kemudian setiap amalnya akan dipertanggungjawabkan serta diberi balasan,yang baik dibalas dengan kebaikan,dan yang jahat dibalas dengan kejahatan.balasan itu hanya satu diantara dua: surga dan neraka. Namun sanak saudara yang hadir saat itu tidak menanggapi dakwah nabi Muhammad saw denagan baik. Bahkan sejak itu abu lahab, paman dan sekali gus besannya,mulai memperlihatkan sikap memusuhi.[3]

1. Pertemuan pertama
            Sesudah nabi Muhammad saw. Diizinkan dan mendapatkan kesempatan seluas-luasnyadari paman-pamannya,keesokan harinya beliau keluar rumah dari rumanh dan pergi kekampung yang didiami oleh famili beliau yang dakat,beliau memanggil sanak saudara untuk kemudian berkumpukl dikaki gunung shafa. Ketika itu abu lahab ikut beliau panggil, karena dia termasuk famili dekat. Beliau memahami wahyu yang telah diterimanya itu harus disampaikan kepada siapa saja.                                       Beliau hanya berkewajiban menyampaikan wahyu Allah sematamata,antara lain kepada sanak saudaranya (familinya) yang dekat. Adapun mereka percaya atau tidak,itu bukan urusan beliau,melaikan urusan tuhan.
            Kemudian setelah mereka berkumpul dibukit shafa,ternasuk Abu lahab,beliau membuka pertemuan dan berbicara yang dimuka yang hadir. Saat itu juga Abu lahab terus mengomel, sehingga mengacaukan pertemuan itu. Oleh sebab itu, Nabi Muhammad saw membubarkan pertemuan itu.
            Sesudah hadirin bubar, sebagian mereka menyesalkan perbuatan Abu lahab. Mereka kemudian meminta nabi Muhammad saw. Untuk mengadakan pertemuan kedua pada hari yang lain, dangan catatan Abdul Azza (Abu lahab) tidak dipanggil dan tidak diberi tahu karena jika dikabari sudah tentu dia akan datang dan lanjutannya akan mengacaukan pertemuan lagi.[4]

2. Pertemuan  kedua
            Suatu hari, Nabi saw. Mengadakan pertemuan kedua dikaki bukit shafa. Segenap kaum Quraisy,terutama famili dekat beliau tidak ada yang tidak dipanggil dan Abulahab datang dengan gagahnya. Sesudah semuanya berkumpul ditempat yang ditentukan, lalu nabi pun membuka pertemuan tersebut.
            Pada pertemuan ini nabi saw. Ketika itu yang dimaksud supaya mereka, famili beliau (keturunan Quraisy),mengetahui adanya siksa Allah kelak dihari kemudian mereka supaya menyelamatkan dirinya sendiri dari siksa api neraka dengan tauhid dan ibadah kepada Allah, jangan mempersekutukan dia. Nabi sendiri tidaklam mempunyao kekuasaan apapun tentang urusan siksa Allah kelak dihari kiamat,dan tidak mampu untuk menoling orang dati siksa api neraka.[5]

B. Reaksi Quraisy terhadap dakwah Islamiyah
            Dakwah secara terbuka mulai melahirkan reaksi keras menantang nabi saw. Namun,nabi tidak cepat berputus asa. Dakwah terus dilanjutkan dan dan hasinya mulai terlihat,jumlah pengikut nabi saw. Yang terdiri hanya belasan orang, makin hari makin bertambah mereka terutama terdirai dari kaum wanita, kaum budak atau bekas budak,pekerja,dan orang yang tidak punya mereka menunjukkan semangat yang kuat,meskipu kebanyakan adalah orang-orang lemah. Untuk itu beberapa tokoh Quraisy mulai merasakan bahwa ajaran Muhammad saw. Dapat membahayakan kedudukan mereka. Walaupi demikian, belum ada tindakan kekerasan yangdilakukan oleh orang Quraisy. M\ereka hanyaberusaha mendiskriditkan Muhammad saw.dan mendustakan ajarannya. Mereka membujuk para penyair seperti Abu sofyan bin Haris ( w.651), Amar bin As (575-663) dan Abdullag az-Zibara untuk mengejek Muhammad saw.Beberapa orang Quraisy lain juga menuntut mukjizat kepada nabi saw.sebagaimana yang diturunkan kepada musa dan Isa. Banya mukjizat yang mereka tuntut,seperyti menyulap bukut shafa dan marwah menjadi emas, menghidupkan orang yangsydah mati,dan melahirkan air di mekah yang lebih sedap dari air zamzam. Oleh karena tidak mendatangkan mukjizat, nabi Muhammad saw teru menjadi bulan-bulanan dan bahan olok-olokan. Dalam suasana ini kemudian turun wahyu yang Artinya,

Katakanlah, Aku berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudaratan kecuali yang dikehandaki Allah. Dan sekiranya Allah mengetahui yang gau\ib, tentulah aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanya pemberi peringatan dan pembawa berita gembirabagi orang-orang yang beriman.”(al-a’raaf:188).[6]

C. Pemuka Quraisy yang merintangi Dakwah Nabi Muhammad saw
            Perlu dijelaskan lebih dahulu nama pemuka-pemuka dan ketua-ketua musrikin Quraisy yang merintangi seruan beliau. Pada masa permulaan Islam. Diantarannya yang paling termuka dan paling terkenal adalah Abu lahab (Abu Azza), Abu jahal 9Amar bin Hisyam), Umar ibnul kattab (sebelum masuk Islam), Uqbah bin Abi Mu’aith,Aswad bin Abdul muthalib,Ash bin wail,walid bin Mughirah,Nadhar bin Harits,Aswad binAbdi jaghuth,Hakim bin Abil ash,Abu sufyan binharb (sebelum masuk Islam),Dan Ummu jamil (Istri Abu lahab).
            Dapat dikatakan bahwa sebagian besar yang menjadi perintang seruan nabi saw. Pada masa itu adalah dari golongan bangsawan,hartawan besar,dan pembesar-pembesar Quraisy yang jiwanya sedang diperbudak oleh hawa nafsu sahwatnya,serta kehidupannya tengah dipenjara oleh kemewahan dan kesenangan hidup diduniawi.
            Memang, sepanjang riwayat, golongan orang-orang yang demikian itulah yang biasanya merintangi cahaya kebenaran yang dibawa oleh para nabi Allah yang terdahulu. Oleh sebab itu,cahaya kebenaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. Ketika itu mendapat rintangan besar dari orang-orang Quraisy seperti itu.[7]








Kesimpulan

Dakwah Nabi Muhammad saw.secara terang terangan kepada masyarakat luas. Dakwah ini dilakukan nabi setelah selama tiga tahun beliau berdakwah secara sembunyi sembunyi selama itu pula beliau berdakwah dari rumah ke rumah,dari satu orang ke orang lain,dan berhasil mengislam kanpuluhan orang. Setelah iti Allah AWT.menurunka perintah agar nabi berdakwah secara terang terangan.
Dengan perintah tegas dari Allah SWT.Nabi segera mengumpulkan masyarakat luas di bukit shafa, dalam seruannya nabi saw.mengajak manusia agar menyembah Allah tuhan semesta Alam dan tidak menyembah berhala. Mereka diminta bersaksi bahwa Muhammad adalah urtusan Allah. Mereka harus senantiasa berbuat baik dan meninggalkan semua bentuk perbuatan tercela.
Dalam sejarah Islam Nabi Muhammad saw.adalah nabi besar. Beliau dipilih Allah sebagai utusannya.yang terakhir dan menyempurnakan nabi dan rasul sebelumnya. Ajaran yang dibawa Nabi Muhammad saw.sangat lengkap berlaku sepanjang masa sampai hari kiamat tiba.











Daftar Pustaka

Azyumardi Azra, Ensiklopedi Tematis Dunua Islam, Jakarta: PT. Ichtiar Baru   Van Hoeve,2002.
Badri Yatim, Ensiklopedi Tematis Dunia Islam Akar dan Awal, Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve,2002.
Hasan Ibrahim Hasan, Sejarah Kebudayaan Islam I, Jakartaa: Kalam Mulia,2001.
Moenawar Chalil, Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad SAW, Jakarta: Gema Insani,2001.








[1]Hasan Ibrahin Hasan, Sejarah Kebudayaan Islam I, (Jakarta: Kalam Mulia,2001), hlm.149.
[2]Moenawar Chalil, Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad SAW, (Jakarta: Gema Insani,2001), hlm.178.
[3]Badri Yatim, Ensiklopedi Tematis Dunia Islam Akar dan Awal, (Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve,2002), hlm.95.
[4]Moenawar Chalil, Op.cit., hlm.179.
[5]Op.cit., hlm.181.
[6]Azyumardi Azra, Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, (Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve,2002), hlm.97.
[7]Moenawar Chalil, Op.cit., hlm.187.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar